tag:blogger.com,1999:blog-46088508726265323272024-03-20T19:20:04.031+08:00LA MBARIThe way of my mindLa Mbarihttp://www.blogger.com/profile/11676804152495082552noreply@blogger.comBlogger9125tag:blogger.com,1999:blog-4608850872626532327.post-48272896655978981772012-04-10T20:15:00.000+08:002012-04-10T20:15:19.202+08:00Pantai Ni’u, Jagung Bakar Dan Garoso<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pantai Ni’u berada di sisi timur teluk Bima, tepatnya di jalan lintas Bima-Sumbawa sekitar 5 km dari terminal Dara Kota Bima. Obyek wisata ini cukup ramai dikunjungi wisatawan lokal dengan memanfaatkan bangunan Gazebo-Gazebo yang dibangun Pemerintah Kota Bima di tepi pantai ini. Disamping menikmati indahnya panorama pantai, para pengunjung atau orang-orang yang sekedar melepas lelah dari perjalanan jauh dapat menikmati jagung bakar, makanan ringan, buah-buahn dan buah Garoso yang dijual di sisi kiri dan kanan jalan lintas Bima-Sumbawa ini.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;"><o:p><img height="327" src="http://alanmalingi.files.wordpress.com/2010/12/pertamina-panda-0021.jpg?w=150&h=123" width="400" /> </o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Antara bulan Pebruari hingga April buah Garoso melimpah di kabupaten dan Kota Bima. Pada musim-musim seperti ini para pedagang Garoso berjejer untuk menjual Garoso di sepanjang jalan dari Desa Panda hingga memasuki kota Bima. Di pasar-pasar Bima pun bermunculan pedagang Garoso.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Garoso adalah sejenis buah Srikaya termasuk pohon buah-buahan kecil yang tumbuh di tanah berbatu, kering, dan terkena cahaya matahari langsung. Tumbuhan yang asalnya dari Hindia Barat ini akan berbuah setelah berumur 3-5 tahun. Srikaya sering ditanam di pekarangan, dibudidayakan, atau tumbuh liar, dan bisa ditemukan sampai ketinggian 800 m dpi.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Perdu atau pohon kecil ini mempunyal tinggi 2-5 m, kulit pohon tipis berwarna keabu-abuan, getah kulitnya beracun. Daun bertangkai, kaku, ietaknya berseling. Helaian daun bentuk lonjong sampai jorong menyempit, ujung dan pangkai runcing, tepi rata, panjang 6-17 cm, lebar 2,5-7,5 cm, permukaan daun warnanya hijau, bagian bawah hijau kebiruan, sedikit berambut atau gundul. Bunga 2-4 kuntum (berhadapan), keluar dan ujung tangkai atau ketiak daun, warnanya hijau kuning. Buahnya buah semu, bentuk bola atau kerucut, permukaan berbenjol-benjol, warnanya hijau berserbuk putih, penampang 5-10 cm, jika masak, anak buah akan memisahkan diri satu dengan lainnya. Warnanya hijau kebiru-biruan. Daging buah berwarna putih, rasanya manis. Biji masak berwarna hitam mengkilap.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Garoso harus terus menjadi icon Bima. Untuk itu, upaya pelestarian, konservasi dan pengembangan Garoso perlu dilakukan. Areal tegalan dan tanaman Garoso di sepanjang pantai Ni’u hingga kecamatan Belo harus dipertahankan untuk menjaga eksistensi Garoso ini.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pemerintah Kota Bima terus mengembangkan dan menata Pantai Ni’u ini untuk menjadi salah satu obyek wisata andalan di kota Bima dengan melakukan serangkaian upaya seperti pembersihan areal pantai, pengerukan, dan reklamasi pantai untuk pelayanan wisata. Disamping itu, fasilitas perahu nelayan juga diberikan bantuan untuk tujuan wisata bahari mengelilingi teluk Bima.</div>Lambari Grouphttp://www.blogger.com/profile/02670748016126475030noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4608850872626532327.post-66884223767708666312012-04-10T20:14:00.001+08:002012-04-12T19:12:47.477+08:00Edelweis Di Puncak Tambora<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Puncak Tambora yang dingin menawarkan sejuta pesona dan kekaguman atas keindahan ciptaan Sang Khalik. Berdiri di tebing Kaldera seluas 6 kilometer mata menyapu keindahan Satonda dan pulau Moyo serta Gunung Rinjani yang Kokoh mengawal Pulau Lombok. Dari arah timur, mata terpukau dengan birunya laut flores serta hamparan pulau dan daratan di semenanjung Sumbawa.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;"><o:p><img height="298" src="http://alanmalingi.files.wordpress.com/2010/08/46831_1181166544849_1698751299_338979_6402286_n1.jpg?w=150&h=112" width="400" /> </o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Tambora yang mendunia meletus pada tahun 1815, menurut catatan Rafles dalam Bukunya The History Of Java tinggi Tambora sebelum letusan mencapai sekitar lebih dari 4 ribu meter. Namun setelah letusan, tinggi Tambora mencapai 2820 meter di atas permukaan laut. gunung Tambora yang eksotik sesungguhnya menyimpan catatan penting tentang peradaban masa lampau yang unik serta klenik. Ditemukannya berbagai artevak, bekas rumah, padi, perhiasan, kerangka manusia dan hewan dalam beberapa tahun terakhir menyingkap tabir peradaban yang telah tertimbun pasir sedalam 6 sampai 13 meter.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Disamping kekayaan itu, di lereng dan puncak Tambora juga tumbuh banyak sekali bunga Edelweis. Tanaman langka ini menjadi salah satu koleksi terpenting gunung Tambora disamping tanaman lainnya seperti Molucas Dua Banga, Kalango, serta berbagai jenis flora lainnya. Edelweis merupakan tumbuhan pelopor bagi tanah vulkanik muda di hutan pegunungan dan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya di atas tanah yang tandus, karena mampu membentuk mikoriza dengan jamur tanah tertentu yang secara efektif memperluas kawasan yang dijangkau oleh akar-akarnya dan meningkatkan efisiensi dalam mencari zat hara. Bunga-bunganya sangat disukai oleh serangga, lebih dari 300 jenis serangga seperti kutu, tirip, kupu-kupu, lalat, tabuhan dan lebah terlihat mengunjunginya.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Edelweis atau Edelweis Jawa (Javanese edelweiss) juga dikenal sebagai Bunga Abadi yang mempunyai nama latin Anaphalis javanica, adalah tumbuhan endemik zona alpina/montana di berbagai pegunungan tinggi Indonesia. Tumbuhan ini dapat mencapai ketinggian maksimal 8 m dengan batang mencapai sebesar kaki manusia walaupun umumnya tidak melebihi 1 m. Tumbuhan yang bunganya sering dianggap sebagai perlambang cinta, ketulusan, pengorbanan, dan keabadian ini sekarang dikategorikan sebagai tanaman langka.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kekayaan yang dimiliki Tambora sudah selayaknya dijaga dan dirawat untuk kepentingan yang jauh lebih besar daripada sekedar ambisi dan keserakahan manusia mengeksplorasi alam dan sisa peninggalan Tambora. Dalam beberapa decade mamang hutan Tambora sudah banyak yang dijarah. Oleh karena itu dibutuhkan upaya sungguh-sungguh dari semua kalangan untuk mengamankan Tambora agar tetap eksotik dan terjaga dari generasi ke generasi. Termasuk Bunga Abadi Edelweis ini.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-DbN-Ok6VyteLvtt_3pFZ1A1nHb2ohHPZjtz7VUhNGNNk1WIfi6jOxmXonIwsC5T-f6byvGJb8XvXxZgZZKXIb63wfTUfq1XOCH7soseNzx2vOPDVGldT5qtNHOoLJiagua2lsAcIcATw/s1600/eeee.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-DbN-Ok6VyteLvtt_3pFZ1A1nHb2ohHPZjtz7VUhNGNNk1WIfi6jOxmXonIwsC5T-f6byvGJb8XvXxZgZZKXIb63wfTUfq1XOCH7soseNzx2vOPDVGldT5qtNHOoLJiagua2lsAcIcATw/s1600/eeee.png" /></a></div><div style="text-align: center;">--</div></div>Lambari Grouphttp://www.blogger.com/profile/02670748016126475030noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4608850872626532327.post-21936510104982719282012-04-10T20:11:00.000+08:002012-04-10T20:11:18.745+08:00Hilangnya Tradisi Wa’a Mama Dan Sarau<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dua tradisi tersebut kini sudah tidak dilakukan lagi dalam prosesi pernikahan adat masyarakat Bima-Dompu. Hal itu didasari perkembangan zaman yang menuntut aktifitas manusia yang lebih cepat dan praktis. Jika menengok ke masa lalu, prosesi ini merupakan salah satu rangkaian proses yang lebih mengeratkan tali silaturahmi antara komunitas masyarakat terutama keluarga calon mempelai pria dan wanita.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;"><o:p><img height="266" src="http://alanmalingi.files.wordpress.com/2011/11/dsc02470.jpg?w=150&h=100" width="400" /> </o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pada masa lalu, guna meningkatkan hubungan baik antara keluarga, maka kedua keluarga terus meningkatkan kegiatan silaturahim. Kegiatan yang dilakukan oleh kedua keluarga tersebut dinamakan “Pita Nggahi” ( mengulang kata) dalam pengertian memepererat hubungan kekeluargaan antara kedua keluarga. Selama masa “ Sodi Angi”, pihak orang tua dan keluarga pemuda akan melakukan berbagai jenis upacara adat seperti Wa’a Mama (Pengantaran Sirih) dan Wa’a Sarau (Pengantaran Camping)</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> Wa’a Mama (Mengantar Sirih)</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Wa’a mama artinya mengantar atau membawa bahan untuk makan sirih (mama) seperti nahi ( sirih), u’a ( pinang), tambaku ( tembakau), tagambe dan afu mama ( kapur khusus untuk pemakan sirih). Dalam pelaksanaanya pihak orang tua pemuda bukan hanya mengantar bahan untuk makan sirih ( mama) tetapi juga membawa berbagai jenis makanan dan kue tradisional.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Upacara Wa’a mama dilaksanakan pada awal musim panen ( oru pako) dan dilangsungkan pada malam bulan purnama. Dari pihak keluarga pemuda akan diwakili oleh ompu panati dan tokoh – tokoh adat bersama kaum ibu. Dari pihak keluarga gadis akan diwakili oleh Wa’i Panati didampingi keluarga gadis dan kaum ibu. Wa’i Panati adalah Tokoh Adat Perempuan yang dipandang mampu seperti Ompu Panati dalam hal berpantun dan bersyair atau yang dituakan dalam proses Wa’a Mama ini. Dalam proses ini juga terjadi saling berbalas pantun antara Ompu Panati dan Wa’i Panati.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Semua barang yang dibawa oleh keluarga pemuda akan dibagi – bagikan kepada Galara, Lebe dan keluarga serta kerabat. Ada juga yang dimakan oleh gadis bersama teman – teman ketika sedang memanen padi di sawah.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Tujuan utama dari upacara wa’a mama ialah :</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Mempererat ikatan kekeluargaan antara keluarga.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sebagai pemberitahuan kepada seluruh keluarga dan masyarakat, bahwa putra – putri mereka sudah resmi Sodi Angi ( bertunangan). Karena itu keduanya tidak boleh dipinang lagi.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> Wa’a Sarau (Pengantaran Camping)</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Secara harfiah wa’a sarau artinya mengantar atau membawa sarau (Camping) yaitu sejenis topi tradisional Bima-Dompu yang dibuat dari anyaman bambu. Upacara wa’a sarau hampir sama dengan upacara wa’a mama. Dilaksanakan pada musim tanam( oru mura). Barang – barang yang diantar adalah sarau dan berbagai jenis kue tradisional dan umbi – umbian serta buah – buahan dari kebun pemuda.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Penggunaan barang – barang yang dibawa oleh keluarga pemuda sama dengan penggunaan barang – barang yang dibawa pada upacara wa’a mama. Tujuanya pun sama yaitu untuk meningkatkan hubungan silaturahmi dan sebagai pemberitahuan kepada seluruh keluarga dan masyarakat, tentang pertunangan putra – putri mereka.</div>Lambari Grouphttp://www.blogger.com/profile/02670748016126475030noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4608850872626532327.post-57082982960188503402012-04-10T20:07:00.000+08:002012-04-10T20:07:17.788+08:00Upacara Hanta U’A PUA<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ua Pua dalam bahasa melayu disebut” Sirih Puan” adalah satu rumpun tangkai bunga telur berwarna warni yang dimasukkan ke dalam satu wadah segi empat. Jumlah bunga telur tersebut berjumlah 99(Sembilan Puluh Sembilan) tangkai yang sesuai dengan Nama Asma’ull Husna. Kemudian di tengah-tengahnya ada sebuah Kitab Suci Alqur’an. U’a Pua ditempatkan di tengah-tengah sebuah Rumah Mahligai(Bima: Uma Lige) yang berbentuk segi empat berukuran 4×4 M2. Bentuk Uma Lige ini terbuka dari ke empat sisinya. Atapnya bersusun dua, sehingga para penari lenggo Mbojo yang terdiri dari empat orang gadis, dan penari lenggo melayu yang terdiri dari empat orang perjaka, beserta para penghulu melayu dan pengikutnya yang berada di atas dapat dilihat oleh seluruh mayarakat sepanjang jalan.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;"><o:p><img height="266" src="http://alanmalingi.files.wordpress.com/2012/02/rombongan-penghulu-melayu-menaiki-tangga-asi-mbojo.jpg?w=150&h=100" width="400" /> </o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p><br />
</o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Uma Lige tersebut diusung oleh 44 orang pria yang berbadan kekar sebagai simbol dari keberadaan 44 DARI MBOJO yang terbagi menurut 44 jenis keahlian dan ketrampilan yang dimilikinya sebagai bagian dari struktur Pemerintahan kesultanan Bima. Mereka melakukan start dari kampung melayu menuju Istana Bima untuk diterima oleh Sultan Bima dengan Amanah yang harus dikerjakan bersama yaitu memegang teguh ajaran Agama Islam.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Seiring dengan perjalanan waktu, lahir beragam persepsimasyarakat Mbojo (Bima) mengenai arti / makna serta tujuan Ua Pua, yang pada masa kesultanan merupakan salah satu upacara “Rawi Na’e Ma Tolu Kali Samba’a” ( upacara adat besar yang dilaksanakan tiga kali setahun ) selain upacara “ Ndiha Aru Raja To’I ( perayaan Hari Raja Idul Fitri ) dan Ndiha Aru Raja Na’e ( perayaan Hari Raya Idul Adha ). Akibat dari munculnya Persepsi yang beragam, maka tidaklah mengherankan munculnya respon yang berbeda pula dari Masyarakat, terhadap pelestarian Upacara Ua Pua sebagai media Dakwah dan Syiar Islam.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Guna memahami subtansi Upacara Ua Pua secara benar dan utuh kita harus meluruskan “ejaan” (tata tulis) kata Ua Pua (sirih puan). Sebab dalam kenyataannya ejaan yang dipakai masih beragam, ada yang menulis dengan ejaan Ua Pua dan ada pula yang mempergunakan ejaan “U’A pua”. Menurut salah seorang Tokoh Adat Melayu ejaan yang benar adalah “UA PUA” bukan U’A PUA (Bapak Muhammad Ibrahim) tetapi dalam kenyataannya masih banyak anggota Masyarakat bahkan budayawan yang mempergunakan ejaan yang salah (U’A PuA). Akibatnya lahir konotasi yang keliru. Masyarakat menyangka bahwa Upacara Ua Pua sama dengan “NE’E U’A” (panjat pinang) yaitu salah satu jennis olahraga yang dipopulerkan oleh pembesar Belanda pada jaman kolonial untuk dijadikan totonan dalam memperingati hari – hari besar kerajaan Belanda. Ditinjau dari subtansi olahraga “NE’E U’A” dapat merusak perkembangan jiwa anak karena olahraga tersebut menghalalkan segala cara demi mencapai tujuan tanpa mengindahkan nilai etika atau norma. Karena itu alangkah baiknya bila kita meninjau kembali keberadaan olahraga “NE’E U’A”, masih banyak olahraga tradisional yang bernilai positif bagi perkembangan Rohani dan Jasmani anak – anak.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div>Lambari Grouphttp://www.blogger.com/profile/02670748016126475030noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4608850872626532327.post-56037278855065214362012-04-10T20:05:00.000+08:002012-04-10T20:05:19.464+08:00Tembe Mbojo - Sarung Khas Daerah Bima<div class="MsoNormal">Tembe merupakan barang unggulan yang dihasilkan oleh para penenun. Selain untuk diperjualkan oleh masyarakat lokal, juga menjadi salah satu jenis barang yang laris dalam perdagangan Nusantara, terutama pada era Kesultanan sampai dengan Tahun 1960-an. Berdasarkan jenis dan fungsinya Tembe dapat dibagi sebagai berikut;</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;"> <img height="238" src="http://alanmalingi.files.wordpress.com/2011/09/motif-gari.jpg?w=150&h=112" width="320" /><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=4608850872626532327">Terbitkan Entri</a></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Tembe Songke (Sarung Songket)</div><div class="MsoNormal">Bahan baku TembeSongke termasuk motif pada umumnya didatangkan dari luar daerah. Pada masa Kesultanan para pedagang Mbojo, membeli benang untuk Tembe Songke dari Malaka (Malaysia) dan Dana Bara (Singapura). Selain itu mereka membeli berbagai jenis kain dan asesoris untuk bahan baju adat.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Pada umumnya “Dana” (warna dasar) Tembe Songke berwarna merah hati, coklat dan hitam dengan motif garis-garis kecil dipadukan dengan motif Bunga Samobo, Bunga Satako, Pado Waji dan Kakando, diperindah dengan hiasan benang emas dan perak.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Fungsi utama Tembe Songke adalah untuk dipakai oleh kaum wanita ketika mengikuti upacara adat dan upacara keagamaan. Idealnya Tembe Songke tidak boleh dipakai dalam kehidupan sehari-hari..</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Tembe Kafa Na’e</div><div class="MsoNormal">Tembe Kafa Na’e (sarung dari benang besar) dalam pengertian, sarung yang ditenun dari benang asli dibuat oleh para penenun sendiri. Bukan benang berasal dari luar seperti Tembe Songke.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Berdasarkan motifnya, Tembe Kafa Na’e dapat dibagi dalam beberapa jenis :</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Tembe Bali Mpida</div><div class="MsoNormal">Bermotif garis-garis lurus kecil, yang akan membentuk kotak-kotak segi empat ukuran kecil. Karena itu Tembe Kafa Na’e diberi nama “Tembe Bali Mpida” (bermotif garis kecil). Warna dasar (Dana), ada yang hitam, coklat dan putih. Khusus “Tembe Sambea Kai” (sarung untuk sholat), harus berwarna dasar putih (Dana Lanta).</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Tembe Bali Lomba</div><div class="MsoNormal">Adalah Tembe Kafa Na’e yang motifnya berupa garis-garis lurus yang besar dan akan membentuk kotak-kotak yang besar pula. Dana (warna dasar) sama dengan warna dasar Tembe Bali Mpida.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Tembe Me’e (Sarung Hitam)</div><div class="MsoNormal">Tembe Me’e termasuk jenis Tembe Kafa Na’e yang warna dasarnya Me’e (Hitam) tanpa motif. Sesuai dengan daerah atau Desa asal, Tembe Me’e terdiri dari tiga macam:</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Tembe Me’e Ntonggu, berasal dari Desa Ntonggu Kecamatan Palibelo.</div><div class="MsoNormal">Tembe Me’e Wera, berasal dari Desa Nunggi Tawali dan Desa lain di Kecamatan Wera.</div><div class="MsoNormal">Tembe Me’e Donggo, hasil tenunan kaum wanita Donggo Ipa di Kecamatan Donggo.</div><div class="MsoNormal">Warna me’e dibuat dari bahan lokal yaitu dari daun tumbuhan perdu yang oleh masyarakat disebut “Fu’u Dau” (Pohon Dau).</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Jenis Tembe Kafa Na’e sudah langka, karena itu harganya mahal, terutama Tembe Me’e.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">4.Tembe Nggoli</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Tembe Nggoli mulai dikenal oleh masyarakat sekitar Tahun 1970-an. Sebenarnya proses pembuatan serta motif dan warna dasar sama dengan Tembe Kafa Na’e. Yang membedakannya adalah benang yang dipergunakan. Kalau Tembe Kafa Na’e ditenun dari benang asli Mbojo, sedangkan Tembe Nggoli ditenun dari benang buatan pabrik, berbentuk gulungan oleh masyarakat benang itu disebut “Kafa Nggoli” (Benang Nggoli). Tembe yang bahan bakunya dari Kafa Nggoli populer dengan nama “Tembe Nggoli”.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><i>(Sumber : Ragam Motif Tenun Bima-Dompu, M. Hilir Ismail & Alan Malingi )</i></b></div>Lambari Grouphttp://www.blogger.com/profile/02670748016126475030noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4608850872626532327.post-4226271377891338002012-04-10T20:03:00.000+08:002012-04-10T20:03:24.334+08:00Genda Mbojo<div style="text-align: center;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Hampir seluruh aktifitas instrument music di Bima Dompu selalu menggunakan Gendang. Alat music perkusi ini bias dikatakan sebagai domain utama instrument music Bima-Dompu. Apa dan bagaimana Genda Mbojo ini ? berikut beberapa keterangan tentang Genda.</b></span></span></div><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;"><br />
</span></span><br />
<div style="text-align: center;"><span style="font-family: inherit;"><img src="http://alanmalingi.files.wordpress.com/2011/09/genda.jpg?w=100&h=150" /> </span></div><span style="font-family: inherit;"><br />
</span><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Genda atau gendang sebagai salah satu alat musik tradisional Bima Dompu merupakan jenis alat musik Perkusi. Genda juga dapat dikategorikan sebagai sebuah sajian musik dalam bentuk ansambel. Hampir seluruh tarian dan atraksi kesenian tradisional Bima Dompu selalu menggunakan Genda sebagai musik pengiring. Menurut seniman Bima Linda Yuliarti, Genda adalah alat musik Membranophone yang berbentuk silinder dan menggunakan membran pada dua sisinya yang berfungsi sebagai pengatur tempo dan dinamik dalam mengiringi tarian atau atraksi seni budaya Bima Dompu seperti Gantao, Mpa’a Sila, Buja Kadanda dan lain-lain.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Bahan pembuatan Genda adalah dari Kayu (Yang ideal adalah Kayu Nangka), kulit kambing dan rotan. Jumlah genda dalam setiap pertunjukkan biasanya satu pasang( Dua Gendang), masing-masing disebut Ina Genda dan Ana Genda (Ibu dan Anak Gendang). Kedua gendang tersebut (Ana dan Ina Genda) memiliki ukuran yang berbeda, begitu pula dengan irama dan nadanya.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Menurut seniman tradisional Bima Dompu M. Hilir Ismail, Genda yang berkualitas harus dibuat dari Kayu Nangka. Karena kayu nangka dikenal sangat nyaring bunyinya. Sedangkan untuk membrannya adalah dari kulit Kambing (Huri Mbe’e) yang teruji kuat dan tahan lama. Ukuran Genda sebagai pengiring Tari Kalsik lebih besar dibandingkan dengan ukuran Genda pengiring Tari Rakyat. Ukuran silinder Genda Na’e (Gendang Besar) adalah sebagai berikut : Tinggi lebih kurang 66 cm, garis tengah bagian atas lebih kurang 30 cm, garis tengah bagian bawah lebih kurang 21 cm. Ukuran silinder Genda To’i (Gendang Kecil) adalah tinggi lebih kurang 40 cm, garis tengah bagian atas lebih kurang 20 cm, garis tengah bagian bawah lebih kurang 16 cm.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Bagian fisik Genda terdiri dari Ponto Genda ( Penampang Gendang) ditutup dengan kulit kambing. Ai Genda (Tali Gendang) dibuat dari rotan. Sarumbu Genda (Badang Gendang) dibuat dari kayu nangka(Boleh Juga dari jenis kayu lainnya). Ana Genda (Pemukul Gendang) dibuat dari potongan kayu dengan ukuran lebih kurang 15 cm.(sumber : Mengenal Alat Musik Tradisional Bima-Dompu, alan malingi)</span></div>Lambari Grouphttp://www.blogger.com/profile/02670748016126475030noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4608850872626532327.post-33179606223610870612012-03-27T22:34:00.000+08:002012-03-27T22:34:09.975+08:00TNI di Istana Negara, Reformasi atau Orde Baru?<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di tengah pergolakan dan berbagai unjuk rasa menentang rencana pemerintah menerapkan kebijakan menaikan harga BBM ( Bahan Bakar Minyak). Pemerintah justru mengeluarkan kebijakan kontroversial, yakni dengan menempatkan TNI di sekitar istana negara guna "berjaga-jaga" terhadap dampak dari unjuk rasa yang dilakukan berbagai elemen masyarakat. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<img src="http://hizbut-tahrir.or.id/wp-content/uploads/2012/03/tni-hadang-unjuk-rasa.jpg" />
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mengapa harus TNI? Bukankah negara ini telah menganut sistem pemisahan dwifungsi ABRI semenjak REFORMASI dari periode suram Orde Baru dulu? Apakah Pemerintahan SBY takut? Ataukah justru pemerintah ini memang lebih kejam dari pemerintahan Orde Baru?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hal ini tentu menjadi pertanyaan besar bagi kita. Seperti kita ketahui bahwa pada masa reformasi peran serta TNI di bidang sosial politik telah dihapuskan, dan tugas pengamanan dalam negara diserahkan kepada pihak kepolisian. Semata-mata agar TNI tidak lagi dijadikan alat pemerintah untuk menindas rakyatnya dan agar TNI lebih berkonsentrasi pada tugas pokoknya yaitu menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lantas, apakah yang diinginkan oleh pemerintahan SBY dengan menempatkan pasukan TNI di istana negara dan tempat-tempat srtategis lainnya? Apakah kepolisian sudah dianggap tidak mampu mengemban tugas mengamankan situasi dalam negeri, atau justru pemerintah ingin memaksa TNI berperang melawan rakyat yang menyuarakan aspirasi mereka karena pemerintah menganggap hal itu adalah suatu tindakan makar yang akan mengganggu tampuk kekuasaannya?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seharusnya pemerintah tidak usah terlalu paranoid menyikapi permasalahan itu. Apa lagi sampai menurunkan TNI untuk menangani aksi demonstrasi. Jangan sampai tragedi memilukan di zaman orde baru dulu terulang. Di mana TNI dijadikan alat oleh pemerintah untuk "membunuh" kedaulatan rakyat yang notabene telah dilindungi dalam konstitusi negara Republik Indonesia. Jangan sampai hati rakyat kembali terluka dengan kebijakan "otoriter" seperti ini lagi. Ingat, sumpah jabatan kalian bukan untuk menyengsarakan kami, tetapi untuk memperjuangkan kesejahteraan kami. Dan itu tak akan mungkin kalian gapai jika aspirasi kami dikekang seenaknya!!!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>Lambari Grouphttp://www.blogger.com/profile/02670748016126475030noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4608850872626532327.post-64528774507899174692012-03-27T21:10:00.000+08:002012-03-27T22:42:56.332+08:00Menolak Kenaikan Harga BBM, Perlukah REVOLUSI?<div style="text-align: justify;">
Indonesia, 27 Maret 2012. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terjadi pergolakan yang cukup hebat di negeri tercinta ini. Berbagai macam elemen masyarakat terutama dari pihak mahasiswa hampir serentak melakukan unjuk rasa memuntut pembatalan kebijakan kenaikan harga BBM yang rencananya akan diterapkan pada tanggal 1 April 2012 mendatang. Di Makassar, Jakarta dan kota-kota besar lainnya terjadi berbagai macam aksi demonstrasi yang tak sedikit menimbulkan kerusuhan.<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
<img src="http://www.hariansumutpos.com/wp-content/uploads/2012/03/demo-ricuh1.jpg" style="-webkit-user-select: none;" /></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Di tengah unjuk rasa yang ricuh tersebut, kita sangat kecewa terhadap tindakan represif pihak kepolisian yang lagi-lagi menggunakan metode kekerasan dan seakan-akan mengajak rakyat berperang. Seharusnya polisi bukan melakukan kekerasan melainkan menertibkan para demonstran dengan cara yang lebih persuasif.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di lain pihak, terjadi ketegangan antara pemerintah pusat yang melarang pemerintah daerah untuk mendukung aspirasi rakyat yang menolak kenaikan harga BBM. (Mendagri ingin memberikan sanksi keada oknum walikota yang ikut memperjuangkan aspirasi rakyat di daerahnya {Apakah konstitusi kita menghandaki hal itu?????hmm???}) Mereka memaksakan agar pemerintah daerah seharusnya mendukung dan mensosialisasikan kebijakan yang akan diterapkan oleh pemerintah pusat termasuk yang mencekik tenggorokan rakyatnya sendiri. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hal ini tentu membuat kita sebagai rakyat merasa bahwa ternyata pemerintah pusat sudah tidak lagi memiliki keinginan untuk memperjuangkan nasib dan hajat hidup rakyatnya. Padahal jika dipertimbangkan lebih mendalam, kenaikan harga BBM akan berdampak sangat buruk bagi kelancaran perekonomian Indonesia terutama bagi rakyat-rayat kecil yang kehidupannya sangat bergantung pada BBM. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mengingat sudah tidak adanya etiket baik dari pemerintah yang tetap bersikeras membatalkan rencana kenaikan harga BBM, muncul pertanyaan. Perlukah ada sebuah REVOLUSI?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalau kita hanya melihat dari segi rencana kenaikan BBM, mungkin terlalu berlebih jika kita menuntut REVOLUSI. Sebab hal itu saja tidak cukup menjadi agenda dari sebuah REVOLUSI. Akan tetapi jika kita menilik lebih jauh lagi, tampaknya memang gagasan REVOLUSI itu benar-benar harus kita dengungkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Melihat kondisi politik yang hamburadul, perkembangan ekonomi yang sifatnya semu belaka, hukum yang tidak lagi memberikan keadilan pada rakyat, dan bidang lainnya ditambah pengelolaan dan sistem yang sudah bobrok, REVOLUSI memang diperlukan oleh negara ini. Penyelenggaraan pemerintah dinilai sudah bobrok dan jauh menyimpang dari konstitusi dan pedoman lain yang berlaku di Indonesia. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Slah satu contoh, konstitusi negara kita mengharuskan bahwa pemerintah memiliki kedaulatan yang utuh untuk mengurusi kesejahteraan dan hajat hidup rakyatnya, harga bahan-bahan pokok, dan BBM seharusnya ditentukan oleh mekanisme persaingan ekonomi dalam negeri. Akan tetapi pemerintah justru ingin menaikan harga BBM karena mekanisme yang berlaku di "pasar dunia" mau tidak mau membuat harga BBM naik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nah coba kita bayangkan...bukan kah itu sudah menunjukan bahwa pemerintah kita sudah tidak lagi memiliki "KEDAULATAN" menentukan hajat hidup rakyatnya sendiri, dan malah bergantung pada kebijakan ASING??? Lantas apa yang bisa kita harapkan dari pemerintah yang sudah tidak memiliki kedaulatan seperti ini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akan tetapi pemerintah kita tampaknya memang sudah tidak memiliki rasa peduli pada rakyatnya. Buktinya saja, Personel TNI sudah dikerahkan untuk menghalau unjuk rasa yang dilakukan berbagai elemen masyarakat. Tahukah kalian apakah artinya itu..??? Pemerintah kita ingin rakyatnya berperang melawan TNI (yang seharusnya melindungi kedaulatan negara) demi mempertahankan rencana kebijakan yang mengikuti kepentingan ASING.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sekali lagi, pemerintah yang tidak "berdaulat" ini ingin rakyatnya berperang (melawan militer) hanya untuk memenuhi kepentingan ASING. Lantas, apakah salah jika rakyat ingin menyuarakan aspirasinya yang sudah dilindungi oleh konstitusi (UUD 1945) Pemerintah ini ternyata sudah melanggar koinstitusi dan mendukung kepentingan asing unutk "membunuh" rakyatnya sendiri. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Coba pikirkan, bukankah ini sebuah tindakan makar??? SIAPA??? Bukan rakyat yang makar, tetapi pemerintah lah yang makar. Mereka makar akan tanggung jawabnya mensejahterakan rakyat, mereka makar mengemban amanat yang menjadi sumpah jabatannya. Hanya demi kebijakan yang ditentukan oleh mekanisme pihak ASING. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maka, apakah perlu ada REVOLUSI??? </div>
<div style="text-align: justify;">
Kalau pemerintah sudah menzholimi rakyat seperti ini mengapa kita tidak berani menyuarakan kata itu???</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kita perlu revolusi, untuk mengganyang pemerintah dan sistem yang sudah bobrok ini. Kita perlu revolusi untuk menjamin langgengnya NKRI di masa yang akan datang. Kita perlu revolusi agar kita terbebas dari belenggu ASING ini. Kita perlu evolusi untuk mengembalikan kedaulatan yang telah diperjual-belikan oleh pemerintah yang sewenang-wenang ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
ayo suarakan<b><span style="font-size: large;"> <span style="color: red;">REVOLUSI..!!!!</span> <span style="background-color: red; color: white;">INDONESIA!!!</span></span></b></div>Lambari Grouphttp://www.blogger.com/profile/02670748016126475030noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4608850872626532327.post-21477207558012738882012-01-18T23:47:00.010+08:002012-04-18T23:49:31.859+08:00Cara Membuat Readmore Otomatis Pada Blog<b>PERTAMA</b>, silakan masuk ke acount blogger anda kemudian pilih Edit Html, jangan lupa memberikan tanda ceklis pada bacaan "Expand Widget Template" atau lihat gambar di bawah ini :<br />
<br />
<img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5366314626917720866" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglQvPuGvZzbk9F_YQbvweqLKLA1GQ91Ebhlxd0aSnowJBY_aY03DHTPrgftOkvKbPNT6eZGQiep48_wHAJUKovUcjM5fVd9AdbjN99Nr2mErEUzfxgN_iWCIAzx7TfsSOjb1VkI7nev_A/s320/expand+widget.png" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-color: rgb(204, 204, 204); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 0px; border-image: initial; border-left-color: rgb(204, 204, 204); border-left-style: solid; border-left-width: 0px; border-right-color: rgb(204, 204, 204); border-right-style: solid; border-right-width: 0px; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-top-style: solid; border-top-width: 0px; color: #222222; float: left; font-family: Arial, Verdana; font-size: 14px; height: 72px; line-height: 20px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 10px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; width: 196px;" /><br />
<br />
cari kode<b> </head></b> kemudian masukkan script di bawah ini persis dibawah kode tersebut.<br />
<br />
<b><script type='text/javascript'> var thumbnail_mode = &quot;no-float&quot; ;summary_noimg = <span style="color: red;">430</span>; summary_img = <span style="color: red;">340</span>; img_thumb_height = 100; img_thumb_width = 120; </script> <script src='http://rizqi.moehamed.googlepages.com/read-moreotomatis.js' type='text/javascript'/></b><br />
<b><br />
</b><br />
<b>KEDUA, </b>cari kode html berikut ini :<br />
<b><data:post.body/> </b>atau<b> <p><data:post.body/></p></b><br />
<br />
ganti kode tersebut dengan kode di bawah ini :<br />
<br />
<b><b:if cond='data:blog.pageType != &quot;item&quot;'></b><br />
<b><div expr:id='&quot;summary&quot; + data:post.id'><data:post.body/></div></b><br />
<b><script type='text/javascript'>createSummaryAndThumb(&quot;summary<data:post.id/>&quot;);</b><br />
<b></script></b><br />
<b><span class='rmlink' style='float:right;padding-top:20px;'></b><br />
<b><a expr:href='data:post.url'>&#187;&#187;&#160;&#160;<span style="color: red;">READMORE</span>...</a></span></b><br />
<b></b:if></b><br />
<b><b:if cond='data:blog.pageType == &quot;item&quot;'><data:post.body/></b:if></b><br />
<b><br />
</b><br />
Keterangan : tulisan yang berwarna merah adalah yang bisa anda ganti.<br />
==> Summary noimg <b><span style="color: red;">430</span></b> = tinggi artikel terpenggal tanpa image<br />
==> Summar img <span style="color: red;"><b>430 </b></span>= tinggi artikel terpenggal dengan image<br />
==> <span style="color: red;"><b>Readmore</b></span> bisa anda ganti dengan Baca Selengkapnya, full read dll...<br />
<br />
<b>KETIGA</b>, klik save template<br />
Selanjutnya anda bisa melakukan postingan dan lihat hasilnya, Readmore atau baca selengkapnya akan secara otomatis terpasang setelah anda publish postingannya.Lambari Grouphttp://www.blogger.com/profile/02670748016126475030noreply@blogger.com